GKJ Wonogiri GKJ Wonogiri
Berita

RENUNGAN BULAN KELUARGA 2025

PERSEKUTUAN DOA 2

Kamis, 23 Oktober 2025 6
GKJ Wonogiri

Spiritualitas Komunikasi Keluarga”

Kejadian 45: 1-15

Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya

45:1 Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. 

45:2 Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. 

45:3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. 

45:4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. 

45:5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.

45:6 Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. 

45:7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. 

45:8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. 

45:9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. 

45:10 Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. 

45:11 Di sanalah aku memelihara engkau--sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi--supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau. 

45:12 Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu. 

45:13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari." 

45:14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf. 

45:15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.

Keluarga adalah lembaga atau unit kemasyarakatan yang terkecil dan terpenting di dunia ini. Disebut demikian karena ia menentukan tinggi rendahnya mutu kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Singgih Gunarsa mendefinisikan keluarga sebagai suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan hubungan pernikahan dan hubungan darah. Keluarga adalah tempat pertama bagi anak, lingkungan pertama yang memberi penampungan baginya, tempat anak akan memperoleh rasa aman dan nyaman. Keluarga menjadi pusat pembentukan relasi dan tempat untuk mendemonstrasikannya di antara manusia.

Aaron Beck seorang terapis kognitif menulis sebuah buku yang berjudul Love is Never Enough meyakinkan para pembacanya bahwa kasus-kasus tidak baik dalam komunikasi menunjukkan adanya ketidak mampuan seseorang untuk mengirimkan dan menerima pesan dengan wajar dan baik. Dalam keluarga, terwujudnya komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: oleh kata-kata, istilah yang dipakai, suasana hati, keadaan fisik, nada suara, mimik atau gerak tubuh, kepribadian atau temperamen dan pola pikir.

Komunikasi merupakan aktivitas sehari hari bagi siapa pun. Meski demikian, komunikasi bukanlah perkara yang mudah, terutama di dalam kehidupan keluarga modern. Jika komunikasi jelek, maka akan muncul salah paham dan tingginya frekuensi pertengkaran. Komunikasi yang baik dalam keluarga membutuhkan kesediaan, kerendahan hati untuk mau mendengarkan dan respek kepada lawan bicaranya. Masalah dalam keluarga dimungkinkan muncul dari pola komunikasi yang jelek dan ketidakmampuan setiap anggota keluarga berelasi dengan baik. Bacaan kita hari ini bisa menjadi sebuah pembelajaran yang baik bagi keluarga-keluarga modern.

Saat terjadi kelaparan melanda seluruh negeri Israel, posisi Yusuf sudah menjadi Zafnat-Paaneah atau orang kepercayaan Firaun di Mesir. Ia menjadi sosok yang dipercaya Firaun. Kepadanya diberikan cincin oleh Firaun sebagai simbol kuasa dan kemuliaan. Akibat kelaparan yang melanda tanah leluhurnya, saudara-saudara Yusuf menyintas ke Mesir dan menjumpainya untuk meminta bantuan pemenuhan kebutuhan pangan.

Terhadap saudara-saudaranya yang telah berlaku jahat pada Yusuf, sebenarnya ia bisa melakukan balas dendam saat mereka datang untuk meminta bantuannya. Yusuf mengalami gejolak batin yang hebat saat berjumpa dengan mereka. Hatinya tersentuh ketika melihat saudara-saudaranya menunjukkan kasih yang besar kepada ayahnya, serta kepada Benyamin, adiknya. Dari belas kasih itu, Yusuf mampu mengolah komunikasi buruk dengan saudara-saudaranya di masa lampau dan menatanya untuk mewujudkan komunikasi yang lebih baik. Perubahan model komunikasi yang dilakukan Yusuf itu tampak dalam Kejadian 45: 1-15.

Ayat 7-8 menuturkan Yusuf yang mampu mengembangkan spiritualitasnya melalui komunikasi yang memulihkan. Pengembangan spiritualitas itu terjadi setelah ia bergumul dengan Tuhan Allah. Saat bertemu dengan saudara-saudaranya setelah terpisah dengan mereka selama 13 tahun, ia tidak menyimpan dendam. Hatinya penuh dengan pengampunan. Relasi bersama Allah menjadikannya mampu membangun relasi bersama saudara-saudaranya kembali dengan pengampunan. Komunikasi dengan semangat kasih di antara Yusuf dan saudara-saudaranya mewujudkan kehidupan dalam kasih dan persaudaraan sejati. Mereka mampu mewujudkan kehidupan keluarga yang saling mendukung satu dengan yang lain. Dengan saling mendukung, mereka dapat menghadapi persoalan hidup. Melalui komunikasi yang baik, Yusuf mampu menyampaikan refleksi hidupnya. Ia pernah menderita akibat dibenci dan difitnah. Namun, dalam penderitaannya Tuhan tetap menyertai hidupnya. Saat ia dijual sebagai budak, saat menjadi budak di rumah Potifar, saat difitnah oleh istri Potifar, dan di dalam penjara, Tuhan senantiasa menyertainya. Demikian juga saat Yusuf menjadi Zafnat-Paaneah, Tuhan Allah tetap menyertainya.

Model komunikasi yang dibangun oleh Yusuf di dasari dengan sikap rendah hati. Yusuf tidak pernah meninggalkan Tuhan Allah. Hati yang senantiasa terpaut kepada Allah menjadi modal pembentukan spiritualitas keluarga yang handal. Ia dapat mengampuni saudara-saudaranya dengan ketulusan. Inilah usaha yang dilakukan oleh Yusuf. Ia mengolah, menata ulang pengalaman pahitnya dan mengubah dengan pola komunikasi yang mengampuni. Yusuf memutus model komunikasi buruk ketika mereka masih bersama sanak saudaranya dengan rekonsiliasi dan kesatuan.

Bagi keluarga saat ini, pola komunikasi yang efektif akan membuat setiap anggotanya mengembangkan cara-cara serta menciptakan relasi yang baik. Komunikasi yang sehat dalam keluarga sangat mendukung terjadinya penyesuaian tingkah laku di antara anggota keluarga. Inilah kunci dari kebahagiaan hidup berkeluarga. Pengalaman pahit yang pernah dialami di masa lampau harus diolah berdasarkan pengalaman iman bersama dengan Tuhan Allah agar ditemukan makna positif bagi hidupnya. Spiritualitas komunikasi keluarga yang mengampuni perlu dibiasakan. Tindakan yang dilakukan Yusuf menjadi model yang baik. Oleh karena itu, mari kita berkomitmen untuk mengolah model komunikasi yang buruk menjadi model spiritualitas komunikasi keluarga yang mengampuni. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.