GKJ Wonogiri GKJ Wonogiri
Berita

RENUNGAN BULAN KELUARGA 2025

PERSEKUTUAN DOA 3

Kamis, 23 Oktober 2025 5
GKJ Wonogiri

Relasi dengan Tuhan dan Sesama

Matius 22:37-39 & Efesus 5:22-23, 25

Matius 22:37-39

22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 

22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 

22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.


Efesus 5:22-23, 25

Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. 

 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

Spiritualitas keluarga Kristen berhubungan dengan relasi bersama Tuhan dan sesama. Kasih Kristus menjadikan kita mampu mewujudkan persekutuan dengan Allah Bapa dan Roh Kudus, atau kita kenal dengan sebutan relasi bersama Allah Trinitas. Buah dari persekutuan bersama Allah Trinitas adalah terjadinya penerapan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan bersama. Dalam sabda-Nya Tuhan Yesus menyatakan: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:37-39 (TB)). Hubungan orang percaya dengan Tuhan terwujud melalui Doa dan Firman Tuhan. Melalui doa, umat mendengarkan isi hati Allah yang disampaikan kepadanya serta dapat mengutarakan isi hatinya pada Allah. Melalui firman Tuhan, umat mengalami tuntunan, penyertaan, teguran, serta peneguhan hidup. Dengan demikian orang percaya dapat menghidupi Firman Tuhan sebagai pola hidup keseharian. Bagaimana membangun Spiritualitas Keluarga Kristen? Kristus adalah pusat keluarga Kristen. Kasih-Nya memandu hubungan kasih antar anggota keluarga. Firman Allah merupakan landasan spiritualitas keluarga Kristen. Maka dari itu, mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan keluarga akan membentuk fondasi penting dalam mendapatkan kebahagiaan sejati. Spiritualitas keluarga membuahkan kehidupan keluarga berlandaskan kasih. Relasi itu tidak hierarkis, melainkan relasi yang saling mengisi satu sama lain. Efesus 5:22-23, 25 menyatakan: “Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.... Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Suami-istri dipanggil untuk saling mengasihi. Seperti Kristus mengasihi jemaat-Nya dengan menyerahkan diri-Nya bagi jemaat, suami hanya boleh menyerahkan dirinya bagi istrinya, bukan untuk wanita lain, dan menerima istri dalam kelebihan maupun kekurangannya. Relasi kasih antara suami istri bersifat eksklusif. Kasih tetap ada dalam keadaan sehat maupun sakit, kuat maupun lemah, serta aneka keadaan lainnya. Spiritualitas yang hidup menjadikan pasangan suami-istri saling menghargai, saling mengasihi dan pengertian. Selain menguatkan relasi suami-istri, spiritualitas dalam keluarga menjadikan hubungan antara orang tua dengan anak dipenuhi dengan kasih. Hal tersebut seperti dituliskan dalam Efesus 6:1-2,4 (TB) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: Anak-anak menghormati orang tua adalah hasil dari didikan dan keteladanan orang tua..... (TB) Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Bagaimana relasi kasih sebagaimana yang ditulis dalam surat Efesus tersebut dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari? Secara praktis demikian: - Orang tua menerima anak-anaknya dengan kasih. Spiritualitas membuahkan penerimaan dalam relasi orang tua dengan anak dan sebaliknya. Dalam segala keberadaannya, relasi orang tua dengan anak dipenuhi dengan penuh kasih. - Orang tua menerima kegagalan dan keberhasilan anak-anaknya, dan menjadi pendorong semangat bagi mereka. - Orang tua mendidik anak-anak sesuai dengan Firman Tuhan, bukan pola didik tradisi atau kebiasaan yang bertentangan dengan firman Allah. - Hindari segala bentuk penolakan, membanding bandingkan dengan saudara yang lain atau anak orang lain. - Jangan memaksakan kehendak. Setiap anak unik, tidak ada yang sama dalam kebutuhan maupun minatnya. - Hindari melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga adalah tindakan jahat yang merusak kehidupan. - Keteladanan yang nyata. Anak-anak membutuhkan contoh dan keteladanan orang tua, bukan sekadar nasihat-nasihat. - Pemaafan merupakan jalan terbaik mengatasi konflik. Pemaafan merupakan jalan pemulihan terbaik. Spiritualitas Keluarga Kristen terbangun dengan landasan Firman Tuhan. Firman-Nya menjadi pola atau model yang menuntun dan mengarahkan kehidupan di sepanjang hidup kita. Mungkinkah kita bisa gagal? Di dunia ini tidak ada yang sempurna. Kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Namun demikian, selalu ada jalan untuk membaharuinya dengan saling memahami, belajar dan mengupayakan yang terbaik. Mintalah pertolongan Tuhan. Percayalah pada janji-Nya. Percayalah bahwa relasi dengan Allah menumbuhkan spiritualitas holistik, yang menjadikan kita dituntun menghasilkan kehidupan yang penuh kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Kiranya Damai sejahtera Allah selalu melingkupi Keluarga Kristen. Tuhan memberkati. Amin.